2 – Eksplorasi dan Produksi

Eksplorasi

Siklus Pembaharuan 4 April 2024 15:37:14
25 Juni 2023 18:04:15

Eksplorasi Migas

Data dan informasi eksplorasi migas termasuk data yang dianggap telah memenuhi dalam upaya systematic disclosure berdasarkan feasibility study EITI Indonesia.[1] Data ini dapat diakses oleh publik melalui tautan https://geoportal.esdm.go.id/emo. Data juga telah bersifat disagregat berdasarkan Wilayah Kerja. Ringkasan informasi tahun 2021 dijelaskan pada bagian di bawah ini.

Sampai dengan akhir tahun 2021, SKK Migas mengelola 79 WK Migas Eksplorasi, yang terdiri dari 65 WK Konvensional dan 14 WK Non-Konvensional. Dari 65 WK Migas tersebut, 45 merupakan WK Migas Eksplorasi aktif, 18 WK Migas Eksplorasi dalam proses terminasi dan 2 WK Migas Eksplorasi tengah menunggu kebijakan Pemerintah.

Berdasarkan data dari tahun 2016 hingga tahun 2020, investasi pada WK Eksplorasi mengalami tren penurunan dan baru mengalami kenaikan pada tahun 2021 (Gambar 2). Nilai kumulatif investasi di WK Eksplorasi di tahun 2021 mencapai USD 193 juta atau mengalami kenaikan sebesar USD 66 juta, dibandingkan tahun 2020 sebesar USD 127 juta. Kenaikan nilai investasi WK Eksplorasi didominasi dari kegiatan eksplorasi yang masif di WK Tuna dan WK West Canal.

Tahun 2021, pengeboran eksplorasi direncanakan sebanyak 48 sumur, yang terdiri dari 45 sumur konvensional dan 3 sumur non-konvensional. Namun demikian, tahun 2021 hanya terealisasi sebanyak 28 sumur. Dari hasil pengeboran sumur eksplorasi yang telah dilakukan, 11 sumur eksplorasi selesai dengan hasil tes yang berhasil membuktikan keberadaan hidrokarbon. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa rasio kesuksesan eksplorasi tahun 2021 sebesar 39%.

 

Catatan: Data 2020 berdasarkan Laporan Keuangan Gabungan Kontraktor KKS revisi tahun 2020. Data 2021 berdasarkan rekapitulasi FQR Kuartal IV Preliminary tahun 2021 dan FMR 2021 per 10 Feb 2022.

Sumber: Laporan Tahunan SKK Migas 2021

 

Grafik Realisasi Pengeboran Eksplorasi Tahun 2021


Sumber: Laporan Tahunan SKK Migas 2021

 

Investasi Hulu Migas

Pada tahun 2021, investasi di sektor hulu migas mencapai USD 10,9 miliar atau mengalami peningkatan 4% dibandingkan dengan realisasi tahun 2020. Kondisi Pandemi Covid-19 yang semakin terkendali dan peningkatan harga minyak bumi mempengaruhi realisasi investasi pada tahun 2021. Nilai investasi pada tahun 2021 digunakan untuk membiayai kegiatan eksplorasi sebesar USD 0,7 miliar (6%), kegiatan sumur pengembangan sebesar USD 1,5 miliar (13%), kegiatan produksi sebesar USD 8,1 miliar (74%) dan biaya administrasi sebesar USD 0,7 miliar (7%). Dari komposisi tersebut, terlihat bahwa sebagian besar pengeluaran investasi di sektor hulu migas diperuntukkan bagi kegiatan produksi dan pengembangan yang mencapai angka USD 9,6 miliar atau 87% dari total investasi kegiatan usaha hulu migas di tahun 2021.

Grafik Investasi Hulu Migas 2016-2021


Sumber: Statistik Ditjen Migas 2021

 

Sumber Daya dan Cadangan Migas di Indonesia

Pada tahun 2021, nilai cadangan minyak bumi yang terbukti (proven) saat ini adalah sebesar 2,25 ribu million stock tank barrels (MMSTB) dan cadangan potensial seesar 1,7 MMSTB (Tabel 6). Sementara untuk cadangan gas bumi yang terbukti adalah sebesar 41,62 triliun standard cubic feet (TSCF) dan cadangan potensialnya sebesar 18,99 TCSF (Tabel 7). Studi geologi dan geofisika mengkonfirmasi bahwa Indonesia masih menyimpan potensi yang cukup besar. Indonesia diperkirakan masih memiliki sumberdaya minyak bumi sebesar 37,6 Bbo dan gas bumi sebesar 285,3 Tcf. Data ini tersaji secara berkala pada informasi Statistik Ditjen Migas yang dapat diakses pada tautan https://migas.esdm.go.id/post/read/buku-statistik-migas.

 

Total Sumberdaya dan Cadangan Migas

 

 

Dari pengeboran 20 sumur eksplorasi di tahun 2021, telah terkonfirmasi 11 penemuan (discovery) sumur eksplorasi dengan total tambahan kurang lebih 224 juta barel setara minyak (MMboe). Peta pesebaran penemuan eksplorasi di Indonesia tahun 2021.

Dari data tersebut, persentase geological success ratio 39%. Jika dibandingkan dengan tahun 2020, tingkat keberhasilan penemuan eksplorasi memang lebih rendah, tetapi secara total sumber daya yang ditemukan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan penemuan di tahun 2020.

 

 Grafik Penemuan Migas Indonesia Tahun 2021


Sumber: Laporan Tahunan SKK Migas 2021[2]